Judul : Rusia 'Marah', Perkuat Pertahanan Suriah
link : Rusia 'Marah', Perkuat Pertahanan Suriah
Rusia 'Marah', Perkuat Pertahanan Suriah
Indonesian Free Press -- Media massa internasional, termasuk di Indonesia, membisu perihal konspirasi jahat yang dilakukan negara-negara Barat dan organisasi 'White Helmets' di Suriah berkaitan dengan insiden serangan senjata kimia di Idlib, pekan ini. Sebagaimana mereka membisu ketika Dubes Rusia untuk PBB, Vladimir Safronkov, membongkar kejahatan mereka di Suriah.Sebaliknya, media massa hanya memberi tempat pada Dubes Amerika Nikki Haley, yang secara panjang lebar memberikan keterangan palsu perihal insiden itu, termasuk memaparkan gambar-gambar yang diambil oleh White Helmets.
Dalam sidang DK PBB di New York, Rabu (5 April), Safronkov menyebut 'obsesi penggulingan regim Suriah oleh Barat telah menguasai sidang DK PBB'. Demikian seperti laporan Off-Guardian, 6 April. Safronkov menyebut Amerika dan partner-partnernya dijangkiti oleh 'obsesi perubahan kekuasaan' dan tuduhan penggunaan senjata oleh regim Suriah sebagai 'berdasarkan laporan palsu yang dibuat oleh White Helmets”, organisasi yang sejak lama telah 'kehilangan kredibilitasnya”. Menurutnya, menjadikan laporan White Helmets sebagai dasar kebijakan adalah tindakan yang 'tidak serius dan tidak profesional'
Safronkov menunjuk pada laporan-laporana White Helmets yang berubah-ubah. Pertama menyebut serangan kimia dilakukan dengan helikopter, kemudian berubah menjadi pesawat. Ia juga menunjuk pada sikap para personil White Helmet yang terkesan 'santai' saat menjalankan tugas dalam situasi genting.
Para pengamat internasional independen sudah lama mencurigai White Helmets sebagai alat propaganda Barat untuk menjustifikasi intervensi Barat ke Suriah, sekaligus mengamankan agenda untuk mengganti regim Suriah menjadi regim baru yang pro-Amerika/Israel.
Kepada para utusan Amerika, Inggris dan Perancis, Safronkov menyindir, "Apakah insiden ini (serangan kimia oleh Suriah) benar-benar terjadi? Sudahkan Anda semua mengeceknya langsung?”
Terakhir Safronkov mengecam Inggris yang telah menyalahkan Rusia atas insiden senjata kimia di Suriah. Menurutnya Inggris tidak melakukan apapun di Suriah kecuali 'mengirimkan draft resolusi yang memprovokasi'.
Reaksi Rusia
Rusia menghadapi situasi yang sangat dilematis dalam aksi serangan Amerika ke Suriah kemarin. Hanya memiliki waktu satu jam sebelum serangan dilakukan Amerika, setelah Amerika memberitahukan rencana serangan itu untuk menghindari 'salah pengertian', Rusia terpaksa harus membiarkan serangan itu tanpa perlawanan Rusia. Padahal Rusia memiliki sistem pertahanan udara canggih S-400 dan S-300 di Suriah. Rusia tentu tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengambil keputusan yang sangat berisiko menjadi perang terbuka dengan Amerika.
Namun, demi menegakkan harga dirinya yang tercoreng karena serangan itu, Rusia pun bereaksi keras. Seperti dilaporkan Associated Press kemarin (7 April), sembari menyebut langkah Amerika sebagai agresi terhadap negara berdaulat, Rusia berjanji akan memperkuat pertahanan Suriah. Rusia juga menghentikan kerjasama 'saling pengertian' atas Suriah, yang selama ini menjadi panduan untuk menghindari benturan fisik antara kedua negara.
"Untuk melindungi infrastruktur kunci Suriah, sejumlah langkah akan dilakukan demi memperkuat dan meningkatkan efektifitas pertahanan udara Suriah," kata Jubir Kemenhan Rusia seraya menyinggung bahwa dua kapal perang Rusia tengah dalam perjalanan menuju lepas pantai Suriah.
Jubir Presiden Rusia, Dmitry Peskov di sisi lain mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin menyebut langkah Amerika menyerang Suriah sebagai 'agresi terhadap negara berdaulat' dan alasan Amerika perihal serangan senjata kimia sebagai 'mengada-ada'.
“Langkah Washington telah memberikan pukulan telak terhadap kerjasama Rusia-Amerika," tambah Peskov.
Peskov juga menyebutkan bahwa langkah Amerika telah menciptakan hambatan serius bagi kampanye memerangi terorisme.
Sementara itu, seperti dilaporkan Associated Press, Kemenlu Rusia juga melakukan langkah diplomatik serius dengan membatalkan kerjasama 'saling pengertian' dengan Amerika di Suriah, yang disepakati setelah Rusia melancarkan operasi militer di Suriah pada September 2015. Kerjasama ini telah memberikan panduan bagi dihindarkannya insiden bersenjata antara Amerika dan Rusia.
Tentang insiden serangan itupun terjadi 'perang urat syaraf' antara Amerika dan Rusia. Rusia menyebut hanya 23 dari 59 rudal Tomahawk yang diluncurkan Amerika yang mengenai sasaran, menghancurkan 6 pesawat Suriah, namun tidak merusak landasan pacu. Sementara Amerika mengklaim 58 rudal mengenai sasaran dengan tepat.(ca)\
Demikianlah Artikel Rusia 'Marah', Perkuat Pertahanan Suriah
Sekianlah artikel Rusia 'Marah', Perkuat Pertahanan Suriah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Rusia 'Marah', Perkuat Pertahanan Suriah dengan alamat link https://beritaislam24jam.blogspot.com/2017/04/rusia-marah-perkuat-pertahanan-suriah.html
0 Response to "Rusia 'Marah', Perkuat Pertahanan Suriah"
Posting Komentar