Syarat Diterimanya Amal

Syarat Diterimanya Amal - Hallo sahabat BERITA ISLAM 24 JAM, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Syarat Diterimanya Amal, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel 24 Jam, Artikel Belajar, Artikel Berita, Artikel Budaya, Artikel Fenomena, Artikel Indonesia, Artikel Islam, Artikel Kabar, Artikel Kajian, Artikel Khasanah, Artikel Muslim, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Terkini, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Syarat Diterimanya Amal
link : Syarat Diterimanya Amal

Baca juga


Syarat Diterimanya Amal

MetrominiNews - Amal shalih apapun, baik itu shalat, Shaum, Zakat, Haji, Puasa, Infaq atau birul walidin (Berbakti  kepada orang tua) dan sebagainya tidak mungkin di terima Allah SWT dan tidak ada pahalanya bila tidak di landasan Tawhid yang bersih dari syirik.

Berapa banyaknya amal kebaikan yang di lakukan seseorang tetap tidak mungkin ada artinya bila pelakunya pelakunya tidak kuffur kepada thagut sedangkan seseorang tidak di katakan beriman kepada Allah apabila dia tidak kufur kepada Thagut.

Anda telah mengetahui makna kufur kepada Thagut beserta Thagut thagut yang mesti kita kafir kepadanya kufur kepada Thagut serta iman kepada Allah adalah dua hal yang dengannya orang bisa di katakan mukmin dan dengannya amalan bisa di temuinya

An-Nahl : 97

مَنْ عَمِلَ صٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Dalam Ayat ini Allah Subhanahu waa Ta Ala menetapkan pahala amal shalih yang bagi orang mukmin, sedang orang yang suka membuat timbal, sesajen meminta ke orang yang sudah mati atau mengusung sqularisme liberalisme demokrasi atau nasionalisme dan musyrik, karena tidak kuffur kepada Thagut, sehingga shalat, shauma zakat dan ibadah lainya dia lakukan tidak syah dan tidak ada pahalanya.

Al-Mu'min : 40

مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزٰىٓ إِلَّا مِثْلَهَا ۖ وَمَنْ عَمِلَ صٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.

Dalam Ayat di atas ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan pahala masuk surga bagi orang yang beramal shalih dengan syarat bahwa dia mu'min sedangkan para pendukung pancasila, demokrasi dan undang undang dasar buatan tidaklah di katakan mukmin karena tidak kufur kepada Thagut tapi justru dia adalah hamba toguth.

Firman Allah lainnya:
An-Nisa' : 124

وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.

Dalam Ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetapkan pahala syurga bagi yang beramal shalih, dengan Syarat dia mukmin sedangkan aparat toguth, hamba demokrasi hamba pancasila undang-undang dasar buatan pemerintah kafir maka mereka itu bukan mukmin karena tidak terhadap toguth bahkan mereka menjadi pelindung dan benteng toguth.

TaHa : 112

وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا
Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.

Ini berbeda dengan orang musyrik dan kafir dia tidak dapat apapun dari amal shalih.

Firman Allah dalam surat Al-Anbiya : 94

فَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِۦ وَإِنَّا لَهُۥ كٰتِبُونَ
Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya.

Sedangkan para penguasa sistem syirik dan para pejabatnya serta para anggota parlemennya bukanlah mu'min tetapi mereka adalah toguth.

Semua ayat mengisyaratkan untuk di terimanya amal shalih sedangkan para penyembah kuburan, batu atau pohon keramat atau pengusung demokrasi atau hukum buatan manusia atau falsafah syirik (Seperti pancasila dan undang undang dasar buatan) atau aparat keamanan penguasa thagut bukanlah orang kafir terhadap toguth.

Jadi, kemanakah amalan amalan yang mereka lakukan maka jawabannya hilang sirna lagi sia-sia.

Sebagai mana Allah Subhanahu waa Ta Ala berfirman dalam surat Az-Zumar : 65

وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

Amalan-amalan yang banyak itu hilang sia sia dengan satu kali aja berbuat syirik, maka apa gerangan apabila orang tersebut terus menerus berjalan di atas kemusyrikan.

Padahal ayat ini ancaman kepada Rosulullah Shalallahu alaihi waa salam yang tidak mungkin berbuat syirik dan begitu pula para nabi semuanya di ancam dengan ancaman yang sama.

Allah swt berfirman dalam surat Al-An'am : 88

ذٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.

Yang lenyap bagaikan debu yang di sapu angin topan sebagai mana firman-Nya

Ibrahim : 18

مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمٰلُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِى يَوْمٍ عَاصِفٍ ۖ لَّا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلٰى شَىْءٍ ۚ ذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيدُ
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.

Dalam ayat ini Allah seruan amalan orang yang kafir dengan debu dan kekafiran /kemusyrikan di serupakan dengan angin taopan apa jadinya bila debu di terpa angin topan. Tentunya lenyap debu debu itu.

Allah juga mengibaratkan amalan orang kafir itu dengan fatamorgana

An-Nur : 39

وَالَّذِينَ كَفَرُوٓا أَعْمٰلُهُمْ كَسَرَابٍۭ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْـَٔانُ مَآءً حَتّٰىٓ إِذَا جَآءَهُۥ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَوَجَدَ اللَّهَ عِندَهُۥ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهُۥ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.

Orang yang musyrik di saat dia sholat zakat shaum dan sebagainya, mengira bahwa di sisi Allah pahalanya banyak tapi ternyata saat di bangkitkan dia tidak mendapatkan apa apa melainkan adzab.

Dalam Ayat lain amalan mereka itu bagaikan debu yang bertaburan

Al-Furqan : 23

وَقَدِمْنَآ إِلٰى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَآءً مَّنثُورًا
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.

Sungguh.... Dia merugi seperti sebagai mana dalam ayat lain

Al-Kahf : 103

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمٰلًا
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

Al-Kahf : 104

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

Ya, memang mereka rugi karena mereka lelah capek letih berusaa keras serta berjuang untuk amal kebaikan, tapi ternyata tidak mendapatkan apa apa karena tidak bertawhid.

Allah berfirman
Al-Gasyiyah : 3

عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ
Bekerja keras lagi kepayahan,

Al-Gasyiyah : 4

تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً
Memasuki api yang sangat panas (neraka),

Orang yang melakukan amal shale akan tetapi tidak ikhlas.

Namun justru dia ingin di dengar orang maka amalan amalan itu tidak di terima Allah Subhanahu waa Ta Ala sebagaian firman Nya

Al-Kahf : 110

قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحٰىٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Rosulullah saw bersabda dalam hadits Qudsi

Bahwa Allah berfirman aku adalah yang paling tidak butuh akan sekutu siapa yang melakukan amalan di mana dia menyekutukan Yang lain bersama ku dalam amalan itu maka aku tinggal kan dia dengan persekutuannya. (HR Bukhari)

Beliau Shalallahu alaihi wasallam bersabda:

Barang siapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasarnya dari kami maka tertolak. (HR Bukhari) 

Beliau Shalallahu alaihi waa salam juga bersabda ;

Jauhilah hal hal yang di ada adakan karena setiap yang di ada adakan adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat. (HR AT TIRMIDZI)

Sedikit amal tapi atas SUNAH adalah lebih baik dari pada banyak amal dalam bidah

Ibnu masud Ra berkata ;
Ikutilah (Tuntunan Rosulullah) Dan jangan mengada adakan yang baru 

Jadi dalam urusan ibadah, antum semua harus bertanya pada diri sendiri, apa landasan atau dalil yang engkau jadikan dasarnya maka kepada  siapa engkau beramal

Apa bila tidak mengetahui dasarnya maka tinggalkankan amalan itu karena hal itu lebih selamat bagi kita

Dari buku Aqedah para rasul

Jazakallah khaer semoga bermanfaat





Demikianlah Artikel Syarat Diterimanya Amal

Sekianlah artikel Syarat Diterimanya Amal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Syarat Diterimanya Amal dengan alamat link https://beritaislam24jam.blogspot.com/2016/12/syarat-diterimanya-amal.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Syarat Diterimanya Amal"

Posting Komentar